Jalan Menuju Kerajaan Surga

21 Februari 2021

Sedangkan untuk masuk ke dalam kerajaan surga, banyak orang berpikir karena kita sudah percaya kepada Tuhan dan dosa-dosa kita telah diampuni, ketika Tuhan datang kembali, Dia akan mengangkat kita langsung ke dalam kerajaan surga. Orang lain percaya bahwa hanya yang suci yang bisa melihat Tuhan, berpikir, "Kita terus-menerus berdosa dan belum bisa melepaskan belenggu dosa, jadi bisakah kita benar-benar masuk ke kerajaan-Nya?" Untuk pertanyaan ini, sebagian orang mungkin berkata bahwa meskipun kita berdosa, Tuhan Yesus adalah korban penghapus dosa kekal kita, jadi Dia akan mengampuni kita selama kita mengakui dosa kita, lalu Dia takkan melihat kita sebagai orang berdosa, jadi kita akan bisa masuk ke kerajaan-Nya. Namun aku berpikir meskipun Tuhan telah mengampuni dosa kita, Kitab suci berkata: "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu" (Ibrani 10:26). Ini membuktikan bahwa Tuhan takkan selamanya mengampuni dosa kita tanpa syarat. Jadi bagaimana kita bisa masuk ke dalam kerajaan surga? Aku tak pernah bisa mengetahui ini hingga aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan menemukan jalan pemurnian dan jalan masuk ke dalam kerajaan Tuhan.

Aku terlahir dalam keluarga Kristen, dan mengunjungi gereja bersama orangtuaku sejak kecil. Aku juga aktif berpartisipasi dalam aktivitas gereja. Setelah dewasa, aku lebih bersemangat mengorbankan diri untuk Tuhan. Terkadang aku bahkan menemani pendeta untuk mengadakan pertemuan doa di luar kota. Tetapi, meski dengan semua antusiasmeku, aku tak mendapatkan kepuasan spiritual yang nyata. Khotbah pendeta selalu pada hal lama yang sama. Tak ada yang baru atau pun mencerahkan. Dan secara pribadi, aku tak bisa hidup sesuai dengan ajaran Tuhan. Aku selalu terjebak dalam siklus berdosa dan mengaku. Contohnya, ketika aku melihat ibuku memberi saudaraku hadiah atau uang tetapi jarang memberiku apa-apa, aku jadi iri dan marah lalu mengeluh tentang dia. Dalam pelayananku untuk gereja, setiap kali pendeta memberiku tugas, aku berpikir dia pasti mendukungku. Aku merasa dipenuhi dengan rasa bangga dan bahkan memandang rendah rekan kerjaku yang lain. Dalam kitab suci dikatakan: "Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan" (Ibrani 12:14). Tetapi aku masih memiliki semua pikiran iri, benci dan merendahkan. Aku tak bisa akur dengan keluarga, apalagi mencintai orang lain seperti diriku dan mencapai harmoni dengan semua manusia. Aku belum mencapai kesucian. Tuhan itu suci, jadi bagaimana mungkin orang sepertiku dipuji oleh Tuhan dan masuk ke kerajaan-Nya? Aku benar-benar bingung, sehingga aku mencari bantuan dari pendeta dan teman-teman gerejaku. Namun pendeta hanya berkata, "Sebagai orang percaya, dosa kita telah diampuni. Korban penebusan dosa Tuhan Yesus berlaku selamanya. Jadi untuk semua dosa yang kita lakukan di masa lalu dan di masa depan, selama kita berdoa dan mengaku kepada Tuhan, Dia akan mengampuni kita tanpa syarat. Lalu Tuhan akan memandang kita tanpa dosa dan kita akan diizinkan masuk ke kerajaan-Nya. Kita harus beriman kepada Tuhan." Namun kata-kata pendeta tidak menyelesaikan kebingunganku. Tuhan memang telah mengampuni dosa kita, tetapi kenapa Alkitab juga berkata, "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu" (Ibrani 10:26)? Ini membuktikan bahwa Tuhan tidak akan mengampuni dosa kita selamanya tanpa syarat. Aku masih belum mendapat kejelasan, jadi aku hanya bisa menghibur diri dengan berpikir: Kasih Tuhan tak terbatas dan tak terhingga, jadi mungkin pendeta benar. Selama aku berdoa dan mengaku, Dia takkan menahan dosa-dosa itu terhadapku, dan ketika Tuhan datang kembali, Dia akan mengangkatku ke kerajaan surga. Setelah itu, aku hanya terus membaca Alkitab dan menghadiri pelayanan, berharap aku bisa masuk ke kerajaan-Nya ketika Tuhan datang.

Lalu aku bertemu Saudari Wang dan Saudari Li secara online. Kami banyak mengobrol, saling menyemangati dan memotivasi dalam iman dan berbagi pikiran kami. Suatu hari, Saudari Wang bertanya, "Apa harapan terbesarmu sebagai orang percaya?" Tanpa ragu sedikit pun, aku berkata, "Tentu saja, masuk ke kerajaan Tuhan!" Lalu dia bertanya, "Jadi apa kau tahu tipe orang seperti apa yang bisa masuk ke kerajaan Tuhan?"

Ketika dia mengatakan itu, aku berpikir, "Inilah yang aku bingungkan. Pendeta dan teman-teman gerejaku berkata bahwa dengan dibaptis atas nama Tuhan, dosa-dosa kita telah diampuni dan kita bisa masuk ke kerajaan surga. Apa pertanyaan ini berarti dia punya opini berbeda?" Lalu dia bilang, "Aku terbiasa berpikir bahwa dalam iman kita, selama kita menerima nama Tuhan, berdoa dan mengaku dalam nama-Nya, maka Tuhan akan mengampuni dosa kita dan ketika Dia datang kembali, Dia akan angkat kita ke kerajaan surga. Namun kemudian aku sadar bahwa meski dosa kita diampuni dengan percaya kepada Tuhan, kita masih rentan berbuat dosa dan melawan Dia. Contohnya: Tuhan menuntut agar kita mencintai orang lain seperti diri kita sendiri, melatih kesabaran, menjadi garam dan terang untuk memuliakan Dia, tetapi kita selalu terjebak dalam perdebatan hal-hal yang remeh. Kita menyalahkan Tuhan dan mengkhianati-Nya saat menghadapi ujian. Kita hanya bekerja dan mengorbankan diri demi masuk kerajaan-Nya. Ini transaksional. Hidup seperti ini tidaklah sejalan dengan kehendak Tuhan. Kitab Suci dengan jelas menyatakan: 'Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus' (Imamat 11:45). 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya' (Yohanes 8:34-35)." "Tuhan itu suci dan benar dan kerajaan surga berada di bawah pengaturannya. Itu adalah sebuah tanah suci. Tuhan tidak akan membiarkan yang kotor menodai tanah suci-Nya. Mereka yang selalu berdosa dan menentang Tuhan masih merupakan pelayan dosa, dan tentu saja tidak bisa masuk ke kerajaan Tuhan. Tuhan telah mengatakan dengan sangat jelas, dalam iman, kita harus membebaskan diri dari kotoran dan mencapai pemurnian untuk masuk ke kerajaan-Nya."

Aku sangat tersentuh dengan persekutuan Saudari Wang. Aku memikirkan kembali tahun-tahun aku beriman. Aku membaca Alkitab setiap hari dan berdoa kepada Tuhan mengakui dosaku berkali-kali, namun aku masih terjebak dalam siklus berdosa dan mengaku. Aku sering berdebat dengan orangtuaku karena hal kecil dan merasa iri kepada saudaraku. Di gereja, aku meremehkan dan merendahkan anggota gereja lainnya. Setelah bertahun-tahun beriman, aku bahkan tak bisa menerapkan kesabaran dasar. Aku jelas belum dimurnikan dan tidak layak masuk ke kerajaan surga!

Jadi aku bilang kepada Saudari Wang, Dalam iman, kita sering berbohong dan berdosa dan tak bisa membebaskan diri dari dosa. Aku benar-benar bisa diidentifikasi dengan itu. Ini selalu membuatku bingung. Ketika kita terus-menerus berdosa, bisakah kita benar-benar masuk ke kerajaan Tuhan? Aku meminta saran kepada pendeta dan anggota gereja lainnya, tetapi tak pernah mendapat jawaban yang memuaskan. Melalui persekutuan kami, akhirnya aku memperoleh sedikit pemahaman. Orang percaya yang selalu berdosa dan belum ditahirkan tidak bisa masuk ke kerajaan Tuhan. Tetapi aku masih tidak mengerti, kenapa kita terus berdosa padahal Tuhan telah mengampuni dosa kita sebagai orang percaya?"

Untuk menjawab pertanyaanku, Saudari Wang membacakan beberapa bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak. ... Tidak mudah bagi manusia untuk menyadari dosa-dosanya; manusia tidak dapat mengenali sifat dasarnya sendiri yang telah berakar begitu dalam. Hanya melalui penghakiman oleh firman, dampak seperti itu dapat dicapai. Hanya dengan demikian, manusia secara bertahap diubahkan dimulai dari titik tersebut hingga seterusnya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"). "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup").

Kemudian dia membagikan persekutuan denganku, mengatakan: "Pada masa Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan, bukan pekerjaan penyucian atau pengubahan manusia. Kita tahu bahwa di akhir Zaman Hukum Taurat, orang-orang terancam hukuman mati karena tidak mematuhi hukum. Tuhan tidak tahan melihat orang-orang dibunuh karena ini, sehingga Dia menjadi daging dan disalibkan sebagai korban penebus dosa umat manusia, menebus manusia dari dosa-dosa mereka. Dengan menerima keselamatan Tuhan Yesus serta mengaku dan bertobat, dosa manusia diampuni dan mereka tak lagi menghadapi hukuman di bawah hukum Taurat. Mereka juga bisa menikmati anugerah, kedamaian dan kebahagiaan yang diberikan oleh Tuhan. Pengampunan dosa ini mengacu pada pembebasan dari hukuman dan hukuman mati di bawah hukum Taurat. Tetapi itu tidak berarti manusia terbebas dari dosa, atau manusia takkan pernah berdosa lagi. Dosa kita diampuni melalui iman kita, tetapi natur penuh dosa kita masih mengakar dalam diri kita. Kita penuh dengan kecongkakan, tipu daya, kejahatan, kekejaman dan watak Iblis lainnya. Kita bahkan melawan hati nurani kita sendiri, berbohong dan menipu untuk melindungi kepentingan diri sendiri. Jika orang tidak bersikap seperti yang kita inginkan, kita marah dan mencela mereka. Kita bersaing demi status dan mencari keuntungan, kita iri dan suka bertengkar. Kita juga mengejar tren duniawi yang jahat dan menikmati kesenangan daging, dan seterusnya. Kita tahu bahwa berbuat dosa tidaklah sesuai dengan kehendak Tuhan dan kita sering datang ke hadapan Tuhan untuk bertobat dan mengaku, tetapi kemudian kita terus berbuat dosa. Semua ini adalah hasil dari natur Iblis kita. Jika kita tidak menyelesaikan penyebab dasar natur berdosa kita, maka dosa kita akan seperti rumput yang dipotong tangkainya, tumbuh kembali dari akarnya." "Untuk benar-benar menyelesaikan akar keberdosaan kita, kita membutuhkan penghakiman dan penyucian Tuhan di akhir zaman. Itu satu-satunya cara menyelesaikan natur berdosa kita dan menjadi layak untuk kerajaan surga."

Setelah mendengarkan persekutuan Saudari Wang, aku paham bahwa pengampunan dosa hanya berarti Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosa kita, bukan berarti kita tak penuh dosa. Itu juga bukan berarti bahwa Tuhan akan mengampuni dosa kita selamanya seperti yang dikatakan pendetaku. Persekutuannya sangat praktis, dan benar-benar sejalan dengan Alkitab: "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu" (Ibrani 10:26). Apa yang dikatakan pendeta membuatku sangat bingung. Tuhan itu suci. Apa Dia akan benar-benar membawa kita ke kerajaan-Nya meski kita selalu berdosa? Aku tak bisa memahaminya dan tak melihat ada jalan alternatif, jadi aku hanya mempercayai apa yang pendeta katakan dan terus mempelajari Alkitab serta berdoa dan mengaku, berharap ketika Tuhan datang Dia takkan melihat dosaku tetapi membawaku langsung ke dalam kerajaan-Nya. Jika dipikirkan kembali, itu adalah gagasan yang terlalu dibuat-buat. Saudari Wang berkata bahwa Tuhan akan melakukan pekerjaan penghakiman untuk menahirkan manusia saat Dia datang kembali, jadi langsung aku tanyakan padanya bagaimana Tuhan akan melakukan pekerjaan ini.

Dengan sabar dia menjawab, "Alkitab berisi banyak nubuat tentang ini. Contohnya: 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13)." 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman' (Yohanes 12:48). 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17)." "Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan akan mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menahirkan manusia di akhir zaman, benar-benar membebaskan mereka dari dosa serta mensucikan dan mengubah watak rusak mereka. Hanya dengan begitu manusia pantas masuk ke kerajaan Tuhan." "Tuhan Yesus kini telah kembali sebagai inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman. Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman dimulai dari rumah Tuhan untuk menyelesaikan natur penuh dosa dan watak Iblis manusia, dan akhirnya membebaskan manusia dari pengaruh Iblis."

Saudari Wang menunjukkan dua video pembacaan firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Pada akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). "Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)").

Saudari Wang bersekutu, mengatakan: "Di akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa mengungkap semua kebenaran yang menahirkan dan menyelamatkan manusia serta mengungkap misteri pekerjaan pengelolaan Tuhan, seperti tiga tahap pekerjaan Tuhan, misteri nama-nama Tuhan, misteri inkarnasi, dan bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman. Dia juga menjelaskan semua kebenaran yang harus kita terapkan dalam iman, contohnya, bagaimana menciptakan hubungan yang normal dengan Tuhan, bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal, bagaimana mengasihi dan tunduk kepada Tuhan, bagaimana cara percaya dan melayani Tuhan yang sejalan dengan kehendak-Nya dan banyak lagi. Tuhan juga telah menghakimi dan menyingkap sifat berdosa manusia yang rusak, natur yang menentang Tuhan dan segala macam watak Iblis. Melalui penghakiman atas firman Tuhan, kita bisa melihat seberapa dalam kita telah dirusak Iblis, bagaimana kita dipenuhi watak Iblis seperti congkak, tipu daya dan jahat. Kita sama sekali tidak hidup dalam keserupaan dengan manusia, tetapi hanya perwujudan Iblis dan tidak layak untuk hidup di hadapan Tuhan." "Kita juga bisa mengetahui watak Tuhan yang benar dan tidak tersinggung, mulai membenci dan merendahkan diri sendiri serta bertobat kepada Tuhan. Lalu watak rusak kita secara bertahap dapat dimurnikan dan diubah, serta memperolah rasa takut dan tunduk kepada Tuhan." Setelah itu, Saudari Wang membagikan pengalamannya menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan. Dalam iman dia sebelumnya, dia berpikir karena telah mengorbankan diri, banyak berkorban, mengalami kesulitan dan membuat pengorbanan untuk Tuhan, dia lebih mencintai Tuhan dan lebih baik dibanding orang lain. Dia memanfaatkan ini dan memandang rendah orang lain, berpikir dirinya yang paling mencintai Tuhan dan paling cocok diberi mahkota dan penghargaan. Setelah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, dia membaca firman Tuhan yang menghakimi dan menyingkap umat manusia. Dia melihat bagian berikut ini: "Sebaiknya engkau semua mencurahkan lebih banyak upaya untuk mengetahui kebenaran tentang mengenal dirimu sendiri. Mengapa engkau semua tidak berkenan bagi Tuhan? Mengapa watakmu adalah kejijikan bagi-Nya? Mengapa perkataanmu membangkitkan kebencian-Nya? Begitu engkau semua telah menunjukkan sedikit kesetiaan, engkau memuji dirimu sendiri dan menuntut upah untuk sumbangsih kecilmu; engkau memandang rendah orang lain ketika mampu memperlihatkan sedikit ketaatan, dan menjadi sombong di hadapan Tuhan setelah menyelesaikan tugas kecil. ... Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak dapat hidup sesuai dengan Tuhan. Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau sama sekali tidak layak, engkau tetap saja menyombong. Tidakkah engkau semua merasa bahwa akalmu sudah tumpul sedemikian rupa sampai-sampai engkau tidak lagi punya pengendalian diri?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Tidak Sesuai dengan Kristus Pasti Merupakan Lawan Tuhan"). Dia merasa sedih dan malu setelah membaca ini. Kemudian dia menyadari bahwa dia selalu menonjolkan diri dan merendahkan orang lain, bahkan berpikir dia pasti diberi mahkota, karena dia berada di bawah kendali natur Iblisnya yang congkak. Dia menyadari bahwa pengorbanannya itu transaksional, untuk mendapat berkat, bukan untuk mencintai Tuhan atau menyenangkan Dia. Dia mulai memahami kecongkakan, keegoisan dan kehinaan serta ketidakmurnian imannya. Dia melihat dirinya masih penuh dengan watak Iblis dan belum berubah sedikit pun, dan dengan tanpa malu dan masuk akal dia berharap untuk diberkati dan masuk ke kerajaan surga. Dia jadi membenci dan merendahkan dirinya, serta tak lagi berpikir dirinya lebih baik dibanding orang lain. Dia tak berani membual tentang cintanya kepada Tuhan atau menuntut agar Dia memberinya mahkota. Sebaliknya, dia menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan dengan itikad baik, berusaha untuk membuang watak rusaknya, dan berusaha sebaik mungkin memenuhi tugasnya sebagai makhluk ciptaan.

Setelah mendengar persekutuan Saudari Wang, aku memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya di akhir zaman. Aku pikir pengalaman dan kesaksiannya sangat praktis dan sangat membantuku. Hanya setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, Saudari Wang menyadari watak congkaknya, dan menyadari bahwa watak ini menyebabkan dia menjadi sombong dan merendahkan orang lain. Begitu juga aku. Pendeta menyukaiku dan meminta bantuanku, jadi aku berpikir diriku lebih baik dibanding saudara-saudariku dan aku memandang rendah mereka. Di rumah, aku selalu berpikir kehidupan semua orang harus berputar di sekitarku. Itu juga congkak. Aku berpikir, aku juga bisa ditahirkan dan diubah melalui penghakiman dan hajaran Tuhan di akhir zaman. Kami berbincang hingga larut malam. Aku memperoleh banyak makanan dan kepuasan rohani.

Kemudian, secara ekstensif aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan menemukan bahwa firman Tuhan tidak hanya menyingkap kebenaran di balik misteri pekerjaan Tuhan, tetapi juga merinci cara membuang watak rusak, bagaimana menjalani hidup yang bermakna dan banyak aspek kebenaran lainnya. Aku sadar bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan suara Tuhan. Aku menjadi sangat yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali dan secara formal menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman. Aku mengingat kembali tahun-tahun hidup dalam dosa, tak berdaya melepaskan diri dari cengkeramannya, betapa bingungnya aku tentang cara masuk ke dalam kerajaan surga, dan kini akhirnya aku menemukan jalan menuju penyucian dan kerajaan surga! Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan