Misteri Nama-Nama Tuhan

08 September 2020

"Meskipun Yahweh, Yesus, dan Mesias semua mewakili Roh Tuhan, nama-nama ini hanya menandai zaman-zaman yang berbeda dalam rencana pengelolaan Tuhan, dan tidak mewakili Tuhan seutuhnya. Nama-nama yang dipakai orang-orang di bumi untuk menyebut Tuhan tidak dapat mengungkapkan watak-Nya secara utuh dan seluruh keberadaan-Nya. Nama-nama itu hanyalah nama-nama panggilan Tuhan dalam zaman-zaman yang berbeda. Oleh karena itu, saat zaman terakhir—akhir zaman—tiba, nama Tuhan akan berubah lagi. Dia tidak akan dipanggil Yahweh, atau Yesus, apalagi Mesias, tetapi akan disebut Tuhan itu sendiri yang mahakuasa dan berkuasa, tetapi akan disebut Tuhan itu sendiri yang mahakuasa dan berkuasa, dan dengan nama inilah Dia akan membawa seluruh zaman menuju pada akhirnya. dan dengan nama inilah Dia akan membawa seluruh zaman menuju pada akhirnya" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Lagu pujian firman Tuhan ini membantuku mengerti ada makna di balik nama yang Tuhan gunakan di setiap zaman. Tak ada satu nama saja yang bisa mewakili watak Tuhan sepenuhnya, apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia. Suatu nama hanya mewakili pekerjaan-Nya dan watak yang Dia ungkapkan untuk zaman itu. Wujud Tuhan berlimpah dan mencakup segalanya. Manusia tidak bisa membatasi Tuhan atau menetapkan bahwa nama-Nya tidak berubah. Aku tak pernah mengerti makna dari nama yang Tuhan gunakan pada setiap zaman, sehingga aku yakin nama-Nya tak bisa berubah. Dengan membabi buta aku setia pada nama Tuhan Yesus dan menolak menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa. Aku hampir kehilangan kesempatan menyambut Tuhan.

Sejak kecil aku pergi ke gereja bersama nenek. Pendeta sering mengutip ayat-ayat ini: "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya" (Ibrani 13:8). "Tidak ada keselamatan dalam diri orang lain; karena tidak ada nama lain di bawah langit yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita bisa diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12). Aku diyakinkan bahwa hanya Tuhan Yesuslah Tuhan yang sebenarnya dan Penyelamat manusia, dan selama aku beriman pada nama dan jalan-Nya, ketika Dia kembali, aku akan dibawa ke surga.

Kemudian di tahun 2017, istriku menerima Injil Kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa. Suatu hari dia mengajak seorang saudari untuk berbagi pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku. Awalnya aku tidak tahu apa-apa, hanya mendengarkan persekutuannya. Namun ketika kudengar dia bilang Tuhan Yesus telah kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, aku tidak percaya dan tak mau mendengar lagi. Mengetahui istriku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, aku mulai menghalanginya. Aku bilang, "'Tidak ada nama lain di bawah langit yang diberikan kepada manusia.' Kita tak bisa diselamatkan kecuali tetap teguh pada nama Tuhan Yesus. Bagaimana kau bisa tak tahu ini setelah bertahun-tahun beriman?" Bantahannya adalah, "Kita diselamatkan dalam nama Tuhan Yesus. Itu berarti hanya dosa kita yang diampuni sehingga tidak dihukum di bawah hukum Taurat, tapi kita masih hidup dalam keadaan berbuat dosa dan mengaku dosa. Kita belum bebas dari ikatan dosa. Tuhan Yesus telah kembali dan memulai Zaman Kerajaan dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa. Dia melakukan pekerjaan penghakiman, dimulai dengan rumah Tuhan. Dia mengungkapkan kebenaran untuk menyingkap natur Iblis penuh dosa kita yang menentang Tuhan, menghakimi pemberontakan dan ketidakbenaran umat manusia dan memberi kita jalan untuk menyelesaikan natur penuh dosa kita. Kita harus menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di Akhir Zaman dan ditahirkan dari kerusakan untuk benar-benar diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan Tuhan." Namun karena aku penuh dengan gagasan sendiri, aku tak mungkin menerima perkataannya. Aku tahu dia selalu mendengarkan orang tuanya, jadi aku minta bantuan mereka untuk menghentikannya, tapi dia tetap bergeming. Dia bersikeras bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang kembali dan mendorong kami untuk memeriksanya alih-alih menghakimi dan mengutuknya dengan gegabah.

Aku berusaha keras menghentikannya percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Aku meneliti Alkitab setiap kali ada waktu luang, dan menemukan khotbah online dari para pengkhotbah terkenal yang aku unduh dan putar untuknya. Kupikir dia akan berubah pikiran, tapi dia justru mengkhotbahiku. Itu membuatku marah, tapi aku tak bisa apa-apa. Kami lanjutkan menjalani keyakinan kami masing-masing. Setelah itu aku bersikap frontal terhadapnya. Ketika dia membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku membaca Alkitab. Ketika dia putar lagu pujian gerejanya, aku putar lagu pujian kepada Tuhan. Ketika dia mendengarkan khotbah gerejanya, aku mendengarkan khotbah para pendeta. Kami selalu memperdebatkan Alkitab, dan meski sebelumnya dia bukan tandinganku dalam kefasihan, pengetahuan, atau pengalaman, aku terkejut melihat semua yang dia katakan kini sangat berwawasan. Kata-katanya berbobot, dan bantahannya membuatku terdiam dan bingung. Aku tahu, aku tak bisa meremehkan dia lagi. Aku pikir, karena aku bukan tandingannya dalam pengetahuan Alkitab, aku harus pelajari Alkitab secara sistematis untuk memenangkan debat dengannya.

Suatu hari, aku melihat ini dalam Keluaran pasal 3 dalam Perjanjian Lama: "Selanjutnya Tuhan berfirman kepada Musa: 'Inilah yang harus engkau katakan kepada anak-anak Israel: Yahweh, Tuhan nenek moyangmu, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak, dan Tuhan Yakub, telah mengutus aku kepada engkau: inilah nama-Ku untuk selama-lamanya dan inilah pengingat tentang Aku kepada semua generasi'" (Keluaran 3:15). Ini membuatku berpikir, karena firman Tuhan jelas menyebutkan bahwa Yahweh adalah namanya untuk selamanya, kenapa dia disebut Yesus dalam Zaman Kasih Karunia? Kemudian aku ingat kutipan kitab Perjanjian Lama ini: "Aku, Akulah Yahweh, dan selain Aku tidak ada Juruselamat lain" (Yesaya 43:11). Namun dalam Perjanjian Baru disebutkan: "Tidak ada keselamatan dalam diri orang lain: karena tidak ada nama lain di bawah langit yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita bisa diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12). Apa maksud semua ini? Aku baca ayat ini berulang kali, tapi hanya membuatku semakin bingung. Aku berpikir, "Bukankah Tuhan Yesus Juru Selamat kita? Karena Yahweh dan Yesus adalah Tuhan yang sama, kenapa nama mereka berbeda? Apa benar nama Tuhan bisa berubah, seperti yang istriku katakan?" Aku berpikir tentang bagaimana, melalui debat kami, aku melihat pemahaman istriku meningkat sejak meyakini Tuhan Yang Mahakuasa. Kata-katanya penuh wawasan dan substantif. Tanpa pekerjaan Roh Kudus, tak ada yang bisa berkembang begitu cepat sendiri. Aku mulai bertanya pada diri sendiri, "Apa mungkin aku salah? Apakah Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar Tuhan Yesus yang kembali? Apakah Kilat dari Timur adalah jalan yang benar? Jika memang itu jalan yang benar dan aku menghalangi istriku, bukankah berarti aku menentang Tuhan?" Aku merasa galau, bagai makan buah simalakama. Aku sangat ingin meluruskan hal ini, tapi aku tidak rela melepaskan harga diriku dan bertanya kepada istriku.

Dalam usaha mencari tahu hal ini, aku mulai mengunjungi dan berlangganan saluran YouTube Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, diam-diam menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di Akhir Zaman. Suatu hari, aku melihat kutipan dari Firman Tuhan berjudul "Juru Selamat Telah Datang Kembali di Atas 'Awan Putih'." "'Yahweh' adalah nama yang Aku pakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (bangsa pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia. Yang artinya Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh dengan hikmat. 'Yesus' adalah Imanuel, dan yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, belas kasihan, dan menebus manusia. Ia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan mewakili Zaman Kasih Karunia, dan hanya dapat mewakili satu bagian rencana pengelolaan. ... Di setiap zaman dan setiap tahap pekerjaan, nama-Ku bukan tanpa dasar, tetapi mengandung makna yang bersifat mewakili: Setiap nama mewakili satu zaman. 'Yahweh' mewakili Zaman Hukum Taurat, dan merupakan sebutan kehormatan bagi Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel. 'Yesus' mewakili Zaman Kasih Karunia, dan merupakan nama Tuhan bagi semua orang yang ditebus selama Zaman Kasih Karunia. Jika manusia masih rindu akan kedatangan Yesus sang Juruselamat pada akhir zaman, dan masih berharap Ia datang dalam citra diri yang dikenakan-Nya di Yudea, maka seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun akan terhenti pada Zaman Penebusan, dan tidak dapat bergerak maju lagi. Selanjutnya, akhir zaman tidak akan pernah datang, dan zaman ini tidak akan pernah berakhir. Itu karena Yesus sang Juruselamat hanya dimaksudkan untuk penebusan dan penyelamatan umat manusia. Aku memakai nama Yesus demi semua orang berdosa di Zaman Kasih Karunia, tetapi itu bukan nama yang akan Aku pakai untuk membawa seluruh umat manusia kepada akhirnya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'"). Aku ulangi ini terus-menerus dalam pikiranku. Penjelasan Tuhan Yang Mahakuasa tentang pentingnya nama Yahweh dan Yesus sangatlah jelas. Aku melihat nama Tuhan di setiap zaman hanyalah mewakili zaman itu. "Yahweh" adalah nama yang digunakan Tuhan untuk pekerjaan-Nya di Zaman Hukum Taurat. Nama itu mewakili watak Tuhan yang penuh belas kasih dan penghukum. "Yesus" adalah nama Tuhan khusus untuk Zaman Kasih Karunia, dan itu mewakili watak Tuhan yang penuh belas kasih dan penyayang. Akhirnya aku melihat bahwa nama Tuhan bukan tak bisa diubah. Setiap kali Dia melakukan tahap pekerjaan baru, Dia menggunakan nama baru. Masuk akal ketika Tuhan kembali di akhir zaman, pasti dengan nama baru.

Kemudian aku melihat firman Tuhan Yang Mahakuasa ini. "Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus sang Juruselamat karena mereka mengasihi dan menghormati-Ku. Namun saat ini, Aku bukan Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu—Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Aku-lah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tidak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Ia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan lidah api, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak satu orang atau perkara pun yang akan luput dari pemurnian melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tapi di akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang membakar segala sesuatu, dan juga Matahari kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Demikianlah pekerjaan-Ku di akhir zaman. Aku memakai nama ini dan Aku penuh dengan watak demikian supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, dan matahari yang menyala-nyala, dan lidah api. Supaya semua dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat rupa-Ku yang sejati: Aku bukan hanya Tuhan orang Israel, dan bukan hanya Sang Penebus—Aku adalah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan di seluruh bumi dan di lautan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'"). Firman ini memiliki otoritas besar. Setiap katanya mengguncang jiwaku. Ini pasti kata-kata Tuhan sendiri. Siapa lagi yang bisa mengungkap misteri nama-nama Tuhan dengan sejelas itu? Semakin kulihat, semakin kurasa itu adalah kebenaran, bahwa itu adalah suara Tuhan. Aku ingat Yohanes 16:13: "Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu." Bukankah Dia, yang bisa menyampaikan kebenaran dan misteri ini kepada kita, tidak lain adalah Tuhan sendiri? Aku sudah mendengar banyak sekali khotbah dari pengkhotbah terkenal, tapi tak ada yang pernah menjelaskan makna di balik Tuhan menggunakan nama Yahweh dalam Perjanjian Lama dan Yesus dalam Perjanjian Baru. Tampaknya memang benar bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah penampakan dari Tuhan Yesus! Aku merasa sangat malu ketika mengingat masa-masa aku menyangkal pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dan mencoba menghentikan istriku menjejaki itu. Aku menyesal telah berani menilai dan mengutuk pekerjaan Tuhan tanpa melihatnya sendiri. Itu sangat bodoh dan memberontak! Dahulu, orang-orang Farisi menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yesus karena gagasan mereka dan makna literal Kitab Suci. Bukankah akhirnya mereka dikutuk dan dihukum oleh Tuhan? Aku harus pelajari itu dari mereka, melepaskan gagasan dan imajinasiku, serta melihat pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Aku tak boleh menjadi orang Farisi modern, orang yang bertindak menentang Tuhan.

Setelah itu, di setiap waktu luangku, diam-diam aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan menonton film Injil gereja. Aku temukan beberapa, di antaranya Misteri Ketuhanan dan Iman Kepada Tuhan, sangatlah menyentuh. Pengalaman saudara-saudari begitu nyata dan persekutuan mereka sangatlah jelas. Aku jadi semakin yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang kembali. Kemudian aku ingin bilang pada istriku bahwa aku akan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, tapi aku tak berani setelah apa yang kulakukan padanya. Suatu hari dia pulang dari suatu pertemuan, aku bertanya, "Apa yang kau persekutukan hari ini?" Dia melirikku bingung dan berkata, "Apa kau bertanya kepadaku tentang pertemuan karena ingin bersekutu? Bagaimana jika kupanggilkan seseorang dari gereja untuk bicara denganmu?" Itulah sebenarnya yang aku harap dia katakan, tapi aku masih sedikit merasa malu. Aku jawab, "Jika kau mau."

Hari berikutnya, dua saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa datang bersekutu denganku, dan aku sampaikan kesulitanku. "Aku sudah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa secara online dan kini aku sadar bahwa nama Tuhan berubah berdasarkan zaman, tapi masih ada sesuatu yang tidak aku mengerti. Dalam Alkitab dikatakan: 'Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya' (Ibrani 13:8). 'Tidak ada keselamatan dalam diri orang lain: karena tidak ada nama lain di bawah langit yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita bisa diselamatkan' (Kisah Para Rasul 4:12). Alkitab dengan jelas menyebut bahwa nama Tuhan Yesus tidak bisa diubah, jadi kenapa Dia disebut Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, dan bukan Yesus?" Kemudian para saudari membacakan beberapa bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Esensi Tuhan, apa yang dimiliki Tuhan, dan siapa Tuhan tidak akan pernah berubah. Tetapi, pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju, selalu lebih mendalam, karena Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua. Tuhan mengenakan nama baru dan melakukan pekerjaan baru di setiap zaman. Demikian pula di setiap zaman Tuhan mengizinkan makhluk-Nya melihat kehendak-Nya yang baru dan watak-Nya yang baru." "Beberapa orang mengatakan bahwa nama Tuhan tidak berubah. Lalu, mengapa nama Yahweh berubah menjadi Yesus? Dinubuatkan bahwa Mesias akan datang, lalu mengapa manusia bernama Yesus yang datang? Mengapa nama Tuhan berubah? Bukankah pekerjaan Tuhan seperti itu sudah lama dilakukan? Tidak bisakah Tuhan zaman ini melakukan pekerjaan baru? Pekerjaan kemarin dapat berubah, dan pekerjaan Yesus dapat berlangsung sebagai kelanjutan pekerjaan Yahweh. Tidak bisakah pekerjaan Yesus diikuti dengan pekerjaan lain? Jika nama Yahweh dapat diubah menjadi Yesus, maka tidak bisakah nama Yesus juga diubah? Hal ini bukannya tidak lazim, dan orang berpikir begitu hanya karena dangkalnya pemikiran mereka. Tuhan akan tetap Tuhan. Terlepas dari perubahan pada pekerjaan-Nya dan nama-Nya, watak dan hikmat-Nya tetap tidak berubah selamanya. Jika engkau percaya bahwa Tuhan hanya dapat dipanggil dengan nama Yesus, maka sedikit sekali yang engkau ketahui." "Nama Yesus dipakai demi pekerjaan penebusan, maka apakah Dia masih akan dipanggil dengan nama yang sama ketika Dia kembali pada akhir zaman? Apakah Dia akan tetap melakukan pekerjaan penebusan? Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).

Kemudian salah satu dari mereka menyampaikan ini dalam persekutuan: "Yang dimaksud Tuhan tak pernah berubah adalah watak dan esensi-Nya, bukan nama-Nya. Tuhan selalu baru dan tak pernah tua dan pekerjaan-Nya selalu bergerak maju. Nama Tuhan juga berubah berdasarkan pekerjaan-Nya dan perubahan zaman. Setiap nama mewakili satu zaman dan satu tahap pekerjaan Tuhan. Yang dimaksud nama Tuhan tidak berubah adalah dia tak akan berubah selama zaman itu, jadi selama pekerjaan-Nya di zaman itu belum selesai, nama-Nya tak akan berubah selama zaman itu. Namun ketika Tuhan memulai pekerjaan-Nya di zaman baru, Dia mengubah nama-Nya berdasarkan pekerjaan-Nya. Dia menggunakan nama-Nya untuk mengantarkan zaman baru, dan nama Tuhan mewakili pekerjaan dan watak-Nya untuk masing-masing zaman. Nama Tuhan adalah Yahweh pada Zaman Hukum Taurat, dan Dia melakukan pekerjaan di zaman itu dengan nama itu. Dia membuat hukum dan perintah untuk membimbing umat manusia awal dalam kehidupan mereka di bumi, sehingga mereka tahu apa itu dosa, bagaimana cara menyembah Tuhan Yahweh, cara mematuhi hukum dan perintah, serta diberkati oleh Tuhan. Siapa pun yang melanggar harus dilempari batu sampai mati atau dibakar dengan api surgawi. Nama Yahweh mewakili kemegahan, kemurkaan, belas kasih, dan kutukan dari watak Tuhan di Zaman Hukum Taurat. Di akhir dari zaman itu, manusia jadi semakin rusak dan berdosa, serta tidak bisa lagi mengikuti hukum. Mereka semua dalam bahaya dihukum mati karena melanggar hukum. Tuhan menjadi daging dan datang ke bumi berdasarkan rencana pekerjaan-Nya dan kebutuhan manusia yang rusak. Dia memulai Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat menggunakan nama 'Yesus.' Dia menebus umat manusia dan memberi kita jalan pertobatan, menunjukkan watak pengasih dan penyayang Tuhan dan melimpahkan rahmat luar biasa kepada umat manusia. Pada akhirnya Dia disalib untuk menebus dosa-dosa kita. Sejak itu, kita hanya harus berdoa dalam nama Tuhan Yesus agar dosa-dosa kita diampuni dan menikmati limpahan rahmat Tuhan. Nama Yesus hanya mewakili pekerjaan penebusan, dan maknanya adalah korban penghapus dosa yang menebus umat manusia yang rusak, penuh kasih dan belas kasihan. Kita bisa melihat ada makna di balik nama yang dipakai Tuhan untuk masing-masing zaman. Setiap nama mewakili pekerjaan dan watak-Nya untuk zaman tersebut. Pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju, dan nama-Nya berubah pada setiap tahap pekerjaan-Nya. Pada Zaman Kasih Karunia, ketika Tuhan datang ke tengah manusia, jika Dia tetap memakai nama Yahweh, pekerjaan-Nya akan tetap berada pada Zaman Hukum Taurat dan umat manusia yang rusak tak akan pernah memperoleh penebusan Tuhan. Mereka akan berakhir dengan dihukum dan dikutuk karena melanggar hukum. Tuhan kini kembali di akhir zaman. Jika Dia tetap memakai nama Yesus, umat manusia tak akan bisa beranjak dari pengampunan dosa di Zaman Kasih Karunia. Kita tak akan pernah terbebas dari dosa, ditahirkan, sepenuhnya diselamatkan, dan masuk ke kerajaan Tuhan."

Saudari yang lain melanjutkan dengan lebih banyak persekutuan: "Meski Tuhan Yesus menebus dosa kita di Zaman Kasih Karunia, kita masih memiliki natur berdosa. Kita congkak, egois, hina, licik, jahat, dan serakah. Watak rusak kita masih berakar di dalam diri kita, dan selalu mendorong kita untuk berdosa dan menentang Tuhan. Kita hidup dalam keadaan berbuat dosa dan mengaku dosa. Kita tidak bisa menerapkan firman Tuhan. Kita belum bisa masuk ke kerajaan-Nya karena Tuhan itu suci, manusia yang kotor tidak pantas masuk ke kerajaan-Nya. Di akhir zaman, Tuhan telah menjadi daging kembali dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa, memulai Zaman Kerajaan untuk sepenuhnya menyelamatkan umat manusia yang rusak dari dosa." Dia bilang bahwa nama Tuhan di akhir zaman adalah Tuhan Yang Mahakuasa dan itu memenuhi nubuat dalam kitab Wahyu: "Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi: dan Aku akan menuliskan padanya nama Tuhan-Ku, dan nama kota Tuhan-Ku, dan Aku akan menuliskan nama-Ku yang baru padanya" (Wahyu 3:12). "Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8). Dan ada juga dalam Wahyu 11:17: "Kami bersyukur kepada-Mu, Oh TUHAN Tuhan yang Mahakuasa, yang ada sekarang, yang ada sejak mulanya, dan yang akan datang; karena Engkau telah mengambil bagi-Mu kuasa-Mu yang besar, dan Engkau memerintah." Dia melanjutkan, "Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman. Dia mengungkapkan kebenaran untuk menyingkapkan natur rusak manusia agar kita bisa memahami akar kerusakan kita, melihat realitas perusakan kita oleh Iblis, dan mengenal watak Tuhan yang benar dan tidak tersinggung. Pada akhirnya, kita bisa membenci dan meninggalkan diri sendiri, menerapkan firman Tuhan, takut akan Tuhan, dan menghindari kejahatan. Perlahan, kita akan terbebas dari watak Iblis kita, ditahirkan, dan sepenuhnya diselamatkan. Tuhan juga memisahkan manusia menurut jenisnya melalui pekerjaan penghakiman-Nya, mengungkapkan watak-Nya yang benar dan megah yang tidak menoleransi pelanggaran. Pada akhirnya Dia akan menghancurkan dunia lama ini, mengakhiri rencana pengelolaan 6000 tahun-Nya. Semua yang menerima nama Tuhan Yang Mahakuasa, yang menjalani penghakiman dan ditahirkan, akan dibawa masuk ke kerajaan Tuhan. Mereka yang membenci kebenaran, yang menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa akan disingkirkan dan dihukum dalam malapetaka besar. Itu akan mengakhiri pekerjaan pengelolaan Tuhan. Kemudian Tuhan tak akan punya nama khusus, tapi identitas asli-Nya akan—dipulihkan—Sang Pencipta. Sebagaimana Tuhan telah katakan: 'Harinya akan tiba ketika Tuhan tidak lagi disebut Yahweh, Yesus, atau Mesias, melainkan Ia akan disebut "Sang Pencipta" saja. Saat itu, semua nama yang telah dikenakan-Nya di bumi akan lekang sebab pekerjaan-Nya di bumi sudah akan berakhir. Setelah itu, lenyap sudah semua nama-Nya. Tatkala segala sesuatu sudah berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta, masihkah Dia membutuhkan sebuah nama yang sangat tepat, tetapi tidak lengkap? Masihkah engkau mencari nama Tuhan saat ini? Masih beranikah engkau berkata bahwa Tuhan hanya disebut Yahweh? Masih beranikah engkau berkata bahwa Tuhan hanya dapat disebut Yesus? Sanggupkah engkau menanggung dosa hujat terhadap Tuhan?' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)")." Mendengarkan persekutuan para saudari itu sangatlah mengagumkan. Aku melihat betapa dalam makna di balik nama Tuhan. Dialah sang Pencipta yang aslinya tidak punya nama. Dia menggunakan nama-nama berbeda hanya demi pekerjaan-Nya menyelamatkan umat manusia. Yahweh, Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang satu. Dia melakukan tiga tahapan pekerjaan yang berbeda dalam tiga zaman, dan nama yang Dia gunakan di setiap zaman memiliki makna sendiri. Semuanya mewakili watak dan pekerjaan Tuhan di zaman tersebut. Setelah memahami semua ini, secara resmi aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman.

Jika diingat kembali, aku benci betapa buta, bodoh, dan tak masuk akalnya diriku dahulu. Aku hanya berpegang kepada Kitab Suci secara literal, membayangkan nama Tuhan tak akan pernah berubah dan Tuhan harus dipanggil Yesus ketika Dia kembali. Tanpa Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan kebenaran dan menyingkapkan misteri pekerjaan-Nya, aku pasti masih berpegang kepada Alkitab seumur hidupku, tanpa pernah mengerti kebenaran di balik nama-nama Tuhan. Terlebih, aku tak akan memahami pekerjaan-Nya. Aku pasti akan berpegang pada nama Yesus dan menolak pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman lalu aku pasti disingkirkan. Kini aku tahu, ini berkat bimbingan Tuhan sehingga aku dapat mendengar suara-Nya dan datang ke hadapan-Nya. Aku bersyukur atas keselamatan yang Tuhan Yang Mahakuasa berikan untukku!

Sebelumnya: Jalan menuju Penyucian

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait