Mengikuti Jejak Langkah Anak Domba

08 September 2020

"Karena manusia percaya kepada Tuhan, dia harus mengikuti jejak langkah Tuhan dengan saksama, langkah demi langkah, dia harus 'mengikut Sang Anak Domba, ke mana pun Dia pergi'. Hanya orang-orang seperti inilah yang mencari jalan yang benar, hanya merekalah yang mengenal pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang mengikuti huruf-huruf yang tertulis dan doktrin-doktrin bagaikan budak adalah mereka yang telah disingkirkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Di setiap kurun waktu, Tuhan akan memulai pekerjaan yang baru, dan di masing-masing kurun waktu itu akan ada permulaan yang baru di antara manusia. Jika manusia hanya mematuhi kebenaran bahwa 'Yahweh adalah Tuhan' dan 'Yesus adalah Kristus', yang merupakan kebenaran yang berlaku hanya di salah satu zaman, maka manusia tidak akan pernah bisa mengikuti pekerjaan Roh Kudus dan selamanya tidak akan mampu mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Hanya mereka yang mengikuti jejak langkah Sang Anak Domba sampai titik terakhirlah yang akan mendapatkan berkat terakhir" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Kita bisa memahami dari firman Tuhan betapa pentingnya mengikuti pekerjaan Tuhan dan jejak langkah-Nya Dahulu aku tidak memahami kebenaran, tetapi hanya berpegang teguh pada imajinasiku sendiri, berpikir bahwa asalkan aku setia pada nama Tuhan Yesus, Dia akan membawaku ke surga bersama-Nya. Itu sebabnya aku tidak mencari pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku nyaris kehilangan kesempatan untuk menyambut Tuhan.

Suatu hari pada bulan Agustus 2012, aku sedang berbaring di tempat tidur kami, bersantai setelah makan malam, sementara istriku duduk di sebelahku mendengarkan musik. Dan aku ingat mendengar sayup-sayup suara musik yang indah dari earphone-nya. Aku bertanya kepadanya, "Apa yang sedang kau dengarkan?" Dia berkata, "Lagu pujian dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa." Aku menegakkan posisi dudukku dan berseru, "Apa kau berkata Tuhan Yang Mahakuasa? Apa kau sudah mengkhianati Tuhan Yesus?" Dia segera menjawab dengan tegas, "Kau tidak tahu apa yang kau katakan! Tuhan Yesus telah datang kembali. Dia telah mengakhiri Zaman Kasih Karunia, dan memulai Zaman Kerajaan. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Jadi aku tidak mengkhianati Tuhan, tetapi mengikuti jejak langkah Anak Domba. Sebagaimana dikatakan Alkitab, 'Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana pun Dia pergi' (Wahyu 14:4). Renungkanlah, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri dan bekerja, banyak orang meninggalkan bait suci dan menerima pekerjaan-Nya. Apakah kau akan berkata bahwa mereka mengkhianati Tuhan Yahweh? Mereka tidak mengkhianati Tuhan Yahweh, tetapi mengikuti pekerjaan Tuhan dan Tuhan menyelamatkan mereka semua. Sebenarnya, para imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi-lah yang berpegang teguh pada hukum Taurat dalam Kitab Suci, mengutuk Tuhan Yesus, mengira mereka setia kepada Tuhan Yahweh, dan akhirnya dihukum dan dikutuk oleh Tuhan. Apakah kau benar-benar tidak menyadari hal itu?" Pada saat itu aku sama sekali tidak tahu bagaimana membantahnya, jadi aku hanya berkata, "Tuhan telah memberkati kita. Kita harus tetap setia pada nama dan jalan-Nya apa pun yang terjadi. Kita tak boleh menunjukkan sikap tidak tahu terima kasih!" Setelah itu, aku menjadi sangat marah dan bergegas pergi. Untuk menghentikan istriku, aku memberi tahu putri kami tentang apa yang terjadi, dan dia berpihak kepadaku. Kemudian pada hari itu, istriku pergi ke pertemuan, dan putri kami muncul untuk membuat keributan. Aku mengetahui hal itu sepulang kerja. Dan aku berkata kepadanya, "Bagus sekali tindakanmu hari ini, terus lakukan. Awasi ibumu setiap hari saat aku sedang bekerja. Kita harus menemukan cara untuk membuatnya kembali mengikuti Tuhan Yesus." Namun beberapa hari kemudian, putri kami kembali ke sekolah. Khawatir istriku akan sering pergi ke pertemuan, aku membujuk putra kami yang berusia sepuluh tahun untuk mengawasi ibunya, untuk melihat apakah dia pergi ke pertemuan. Putraku akan melaporkan ke mana ibunya pergi setiap hari setelah aku pulang kerja. Aku mulai sedikit lega ketika mendengar dia pergi ke tempat kerjanya. Namun, ada sesuatu yang tidak biasa dia tidak lagi bermain mahyong. Dia malah membersihkan rumah, bahkan menyelesaikan pekerjaan di ladang. Aku bingung. Dia selalu bermain mahyong dan mengabaikan rumah tangga, dan aku tak pernah bisa membujuknya untuk berhenti. Dia bahkan telah berdoa dan mengaku dosa kepada Tuhan, tetapi tidak pernah berubah. Jadi mengapa dia berubah? Aku sama sekali tidak tahu.

Pada suatu malam, aku terbangun dan melihat secercah cahaya yang terpancar pada gorden. Aku heran dari mana asalnya cahaya itu. Kuperhatikan, cahaya itu berasal dari bawah selimut istriku. Aku penasaran, "Apa yang sedang dia lakukan?" Dengan hati-hati aku turun dari tempat tidur, berjingkat-jingkat ke sisi lain, dan mengintip ke bawah selimut. Dia sedang membaca buku dan menggunakan senter. Kupikir, "Dia masih percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Dia masih membaca buku itu. Apa sebenarnya isinya yang membuat dia membacanya seperti ini? Dan Mengapa meskipun aku menentangnya, dia bersikeras untuk terus percaya?" Aku tidak mengerti. Aku kembali teringat tentang bagaimana dia dahulu sangat suka bermain mahyong dan selalu mengabaikan rumah tangga. Aku penasaran. "Apa yang terjadi? Mungkinkah buku itu yang mengubah dirinya?" Dan kemudian kupikir, "Ya. Aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya tertulis di buku itu." Suatu hari ketika istriku pergi setelah sarapan, aku kembali teringat dengan buku itu. Aku memeriksa setiap laci, Aku mencari-cari di seluruh rumah, tetapi tidak dapat menemukannya. Lalu aku menyadari dia mungkin saja menyembunyikannya di antara pakaian. Seperti yang kuduga, begitulah caraku menemukannya. Saat mengeluarkannya, aku melihat sebuah buku tebal bersampul keras: Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia Ketika aku membukanya, aku tertarik dengan salah satu babnya. "Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia." Dan aku membaca semuanya dari awal hingga akhir, dan sangat tersentuh oleh sebuah bagian. "Aku mendorong orang dari segala bangsa, negara, dan bahkan industri untuk mendengarkan suara Tuhan, untuk mengamati pekerjaan Tuhan, untuk memperhatikan nasib umat manusia. Dengan demikian, Tuhan menjadi yang paling kudus, paling terhormat, paling tinggi, dan satu-satunya Tuhan yang disembah di tengah-tengah umat manusia, dan membuat seluruh umat manusia dapat hidup dalam berkat Tuhan, seperti keturunan Abraham hidup dalam janji Yahweh, dan seperti Adam dan Hawa, yang pada mulanya diciptakan oleh Tuhan, hidup di dalam Taman Eden. Pekerjaan Tuhan itu bagaikan gelombang yang membubung dengan dahsyatnya. Tak ada seorang pun yang dapat menahan-Nya, dan tak ada seorang pun yang dapat menghentikan gerak langkah-Nya. Hanya orang yang baik-baik mendengarkan firman-Nya, mencari dan haus akan Ia, yang dapat mengikuti gerak langkah-Nya dan menerima janji-Nya. Orang-orang yang tidak melakukannya akan dihadapkan pada bencana yang dahsyat dan hukuman yang pantas." Kupikir, "Kata-kata ini begitu berkuasa. Tak ada manusia yang mampu mengucapkannya! Apakah ini perkataan Roh Kudus? Istriku berkata bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, bahwa iman kepada-Nya artinya mengikuti jejak langkah Anak Domba. Jika itu benar, menghalangi jalannya berarti menentang Tuhan. Bukankah itu akan membuatku seperti orang Farisi? Orang Farisi berpegang teguh pada hukum Taurat dan tidak mau menerima Tuhan Yesus. Mereka dengan gila-gilaan mengutuk Dia, akhirnya terlibat dalam penyaliban-Nya, dan Tuhan mengutuk mereka semua." Aku bertanya-tanya, "Jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah Tuhan yang datang kembali, bukankah aku sedang berbuat dosa dengan menentang pekerjaan baru Tuhan? Akibatnya tak terbayangkan!" Aku teringat buku itu berkata, "Hanya orang yang baik-baik mendengarkan firman-Nya, mencari dan haus akan Ia, yang dapat mengikuti gerak langkah-Nya dan menerima janji-Nya." Kupikir, "Aku tak boleh terus-menerus menghakimi pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa secara membabi buta. Aku harus membaca buku ini dengan saksama dan menyelidikinya."

Sejak hari itu, aku selalu membaca Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia setiap kali istriku tidak berada rumah. Suatu kali, dia berkata dia harus bekerja lembur, jadi aku menyelesaikan pekerjaanku lebih awal dan kemudian bergegas pulang dengan sepedaku agar aku punya waktu lebih banyak untuk membaca buku itu. Lalu aku melihat bagian ini: "Seluruh rencana pengelolaan-Ku, rencana yang terbentang selama enam ribu tahun, terdiri dari tiga tahap atau tiga zaman: Zaman Hukum Taurat pada bagian awal; Zaman Kasih Karunia (yang juga merupakan Zaman Penebusan); dan Zaman Kerajaan pada akhir zaman. Konsep pekerjaan-Ku di ketiga zaman ini berbeda-beda sesuai dengan sifat setiap zaman, tetapi setiap tahapnya sesuai dengan kebutuhan manusia—atau lebih tepatnya, setiap tahap dilakukan berdasarkan tipu muslihat yang digunakan Iblis dalam perang yang telah Kulancarkan. Tujuan pekerjaan-Ku adalah untuk mengalahkan Iblis, untuk mewujudkan hikmat dan kemahakuasaan-Ku, untuk mengungkap semua tipu muslihat Iblis, agar dapat menyelamatkan seluruh umat manusia yang hidup di bawah wilayah kekuasaannya." "Pekerjaan yang dilakukan pada masa sekarang telah mendorong maju pekerjaan Zaman Kasih Karunia. Artinya, pekerjaan di bawah rencana pengelolaan enam ribu tahun telah bergerak maju. Meskipun Zaman Kasih Karunia telah berakhir, pekerjaan Tuhan telah mengalami kemajuan. Mengapa Aku katakan berulang kali bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas Zaman Kasih Karunia dan Zaman Hukum Taurat? Ini berarti bahwa pekerjaan di masa sekarang merupakan kelanjutan dari pekerjaan yang dilakukan di Zaman Kasih Karunia dan merupakan kemajuan atas apa yang telah dilakukan di Zaman Hukum Taurat. Ketiga tahap saling terkait erat dan setiap mata rantai terpaut erat dengan yang berikutnya. Mengapa Aku juga mengatakan bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas pekerjaan yang telah Yesus lakukan? Seandainya tahap ini tidak dibangun di atas pekerjaan yang Yesus lakukan, penyaliban harus kembali terjadi di tahap ini, dan pekerjaan penebusan dari tahap sebelumnya harus dilakukan kembali. Semua ini akan menjadi tidak berarti. Jadi, bukan berarti bahwa pekerjaan itu sudah sepenuhnya selesai, tetapi bahwa zaman telah bergerak maju dan tingkat pekerjaan telah ditingkatkan bahkan lebih tinggi dari sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas landasan Zaman Hukum Taurat dan di atas batu karang pekerjaan Yesus. Pekerjaan dibangun tahap demi tahap dan tahap ini bukan sebuah awal yang baru. Hanya gabungan ketiga tahaplah yang dapat dianggap sebagai rencana pengelolaan enam ribu tahun" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Membaca ini membuatku bertanya-tanya apakah istriku memang benar: Apakah pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dilakukan atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus? Dan membuat pekerjaan Zaman Kasih Karunia bergerak maju? Buku itu memenuhiku dengan rasa ingin tahu dan kerinduan. Aku membaca buku itu secara diam-diam.

Aku ingin membagikan dengan kalian sebuah bagian yang pernah kubaca. "Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Rasanya sangat praktis bagiku. Lalu aku merenungkan tentang, bagaimana selama bertahun-tahun dalam iman, aku selalu mengaku dosa dan berbuat dosa lagi. Aku belum benar-benar melepaskan diri dari dosa. Aku tidak yakin apakah aku akan masuk ke dalam kerajaan surga. Kupikir, "Bagaimana jika semua ini benar? Bagaimana jika aku kekurangan satu langkah, bagaimana jika menerima pekerjaan Tuhan saja tidak cukup?" Makin aku membacanya, makin aku merasa ada kebenaran dalam buku itu. Kau tak bisa mengarang hal semacam ini. Apakah buku itu benar-benar dari Tuhan sendiri? Pemikiran itu mendorongku. Dan aku terus membaca buku itu.

Belakangan, istriku memperhatikan aku tidak lagi menentang Tuhan Yang Mahakuasa. Dia tidak lagi membaca buku itu tanpa sepengetahuanku. Dan terkadang dia membaca dengan suara keras agar aku bisa mendengar. Suatu hari saat aku pulang kerja, dia sedang membaca firman Tuhan, dan ketika melihatku, dia berkata dengan gembira, "Li Zhong, ayo baca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia adalah perkataan Tuhan pada akhir zaman. Ini menyingkapkan semua kebenaran yang belum pernah kita pahami sebelumnya. Bagaimana kalau aku membacakan beberapa bagian untukmu?" Dan kupikir, "Aku telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, mungkin sebanyak dirimu." Saat aku tidak menolak, dia mengambil buku itu, dan membaca. "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Ia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak melepaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis. Jadi, setelah dosa manusia diampuni, Tuhan kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Tuhan memulai melakukan hajaran dan penghakiman, dan pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka benar-benar hidup dalam terang dan akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup." "Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan. Daripada menganggap tahap pekerjaan ini sebagai tahap penyelamatan, lebih tepat menganggapnya sebagai tahap pekerjaan penyucian." "Mulai dari pekerjaan Yahweh hingga pekerjaan Yesus, dan dari pekerjaan Yesus sampai pekerjaan tahap sekarang ini, tiga tahap ini mencakup urutan berkelanjutan dari keseluruhan pengelolaan Tuhan, dan semuanya merupakan pekerjaan satu Roh. Sejak penciptaan dunia, Tuhan selalu bekerja mengelola umat manusia. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Pertama dan Yang Terakhir, dan Dialah Pribadi yang memulai dan mengakhiri suatu zaman. Ketiga tahap pekerjaan tersebut, di zaman yang berbeda dan lokasi yang berbeda, tidak salah lagi merupakan pekerjaan dari satu Roh. Semua orang yang memisahkan ketiga tahap ini bertentangan dengan Tuhan. Sekarang, engkau harus memahami bahwa semua pekerjaan dari tahap pertama hingga hari ini adalah pekerjaan dari satu Tuhan, pekerjaan dari satu Roh. Tentang hal ini, tentu tidak ada keraguan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Aku meminta istriku untuk menjelaskannya kepadaku secara terperinci. Dia terkejut, tetapi menyampaikan ini kepadaku: "Iman kepada Tuhan Yang Mahakuasa adalah iman kepada Tuhan Yesus. Sebenarnya, Yahweh, Tuhan Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang sama. Tuhan melakukan pekerjaan yang berbeda, di zaman yang berbeda. Di Zaman Hukum Taurat, Tuhan Yahweh mengeluarkan hukum untuk menuntun umat manusia terdahulu dalam kehidupan mereka di bumi. Agar mereka tahu apa arti dosa dan cara menyembah Tuhan. Namun, pada akhir Zaman Hukum Taurat, makin banyak yang berbuat dosa, tak ada yang menaati hukum Taurat ... dan mereka semua akan dikutuk sampai mati. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan menjadi daging, menebus dan menyelamatkan umat manusia. Dia menunjukkan watak-Nya yang penuh belas kasihan dan kasih, melimpahkan kasih karunia kepada kita. Akhirnya, dia dipakukan di kayu salib sebagai korban penghapus dosa. Saat kita telah berbuat dosa, kita hanya perlu mengaku dosa dan bertobat, dan Tuhan mengampuni kita. Namun Tuhan Yesus hanya menebus kita dari dosa-dosa kita. Natur kita yang berdosa tidak diselesaikan. Kita tetap tak mampu menahan diri untuk selalu berbohong dan berbuat dosa. Kita congkak, egois, serakah ... dan suka pamer. Bahkan orang-orang percaya yang mengorbankan diri dan menderita, melakukan itu hanya demi mendapatkan berkat kerajaan surga. Dalam menghadapi kesengsaraan besar atau bencana alam, kita hanya menyalahkan Tuhan dan bahkan terkadang mengkhianati Dia. Ketika pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan gagasan kita, kita menghakimi, mengutuk, dan bahkan menentang Dia. Tuhan itu kudus, jadi bagaimana mungkin kita, yang masih dapat berbuat dosa dan menentang Tuhan, masuk ke dalam kerajaan surga? Itulah sebabnya Tuhan Yesus berjanji akan datang kembali dan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman, mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan, atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus. Dia datang untuk mentahirkan natur kita yang berdosa dan rusak. Kemudian kita akan diselamatkan sepenuhnya dan dibebaskan dari dosa. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus: 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya pada akhir zaman' (Yohanes 12:48). Meskipun Tuhan melakukan pekerjaan yang berbeda pada zaman yang berbeda dan dengan nama yang berbeda pula, semua pekerjaan itu dilakukan oleh satu Tuhan. Zaman Hukum Taurat, Zaman Kasih Karunia, dan Zaman Kerajaan adalah tiga tahap pekerjaan-Nya, masing-masing lebih dalam daripada yang sebelumnya. Setiap tahap dibangun di atas tahap sebelumnya dan semuanya terkait erat. Hanya ketiga tahap inilah yang mampu menyelamatkan umat manusia. Itu sebabnya imanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengkhianati Tuhan Yesus. Itu mengikuti tahap pekerjaan Tuhan dan menyambut Tuhan."

Setelah persekutuannya, kami menonton video. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus sang Juruselamat karena mereka mengasihi dan menghormati-Ku. Namun saat ini, Aku bukan Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu—Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Aku-lah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tidak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Ia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan lidah api, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak satu orang atau perkara pun yang akan luput dari pemurnian melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tapi di akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang membakar segala sesuatu, dan juga Matahari kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Demikianlah pekerjaan-Ku di akhir zaman. Aku memakai nama ini dan Aku penuh dengan watak demikian supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, dan matahari yang menyala-nyala, dan lidah api. Supaya semua dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat rupa-Ku yang sejati: Aku bukan hanya Tuhan orang Israel, dan bukan hanya Sang Penebus—Aku adalah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan di seluruh bumi dan di lautan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Setelah menontonnya, hatiku cerah. Aku memahami bahwa Yahweh, Tuhan Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah satu Tuhan, yang telah melakukan pekerjaan yang berbeda pada zaman yang berbeda.. Pekerjaan Tuhan Yahweh pada Zaman Hukum Taurat adalah mengeluarkan hukum Taurat, pekerjaan Tuhan Yesus pada Zaman Kasih Karunia adalah menebus seluruh umat manusia, sekarang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman adalah menghakimi dan mentahirkan manusia dengan kebenaran. Tuhan akan menyelamatkan manusia dengan ketiga tahap pekerjaan ini, sesuai dengan kebutuhan kita. Aku tahu di dalam hatiku bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali dan menerima-Nya artinya mengikuti jejak langkah Anak Domba. Aku sangat senang dan berkata kepada istriku, "Aku paham, imanmu kepada Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengkhianati Tuhan Yesus! Aku juga telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa."

Dia terkejut dan berkata, "Apa... sejak kapan? Aku sama sekali tidak tahu!" Aku tak langsung menjawab, kutundukkan kepala dan berkata pelan, "Ketika kau mulai mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, Aku tak hanya menghalangimu, tetapi juga menyuruh anak-anak kita mengawasimu. dan aku sungguh berharap aku tidak melakukan itu. Melakukan itu artinya menentang Tuhan dan melawan-Nya. Namun Tuhan itu penyayang, dan Dia membimbingku kepada firman-Nya. Sekarang aku yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali, Dialah yang telah kita nanti-nantikan! Aku secara resmi menerima Tuhan Yang Mahakuasa." Aku sangat terharu malam itu. Saat berdoa, aku menyerukan nama Tuhan Yang Mahakuasa, "Terima kasih, Tuhan, karena memilihku dan mengizinkanku untuk mengikuti jejak langkah-Mu dan menghadiri perjamuan Anak Domba!"

Selanjutnya: Jalan menuju Penyucian

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait