Menerobos Pengepungan Iblis yang Kuat

13 Desember 2019

Oleh Saudara Zhao Gang, Tiongkok

Saat itu cuaca di bulan November di Tiongkok Timur Laut sangat dingin sekali, tidak satu pun salju yang jatuh ke tanah mencair, dan banyak orang yang berjalan di luar merasa begitu kedinginan sehingga mereka memasukkan tangan mereka ke ketiak dan berjalan dengan hati-hati, dengan tubuh membungkuk. Suatu hari di pagi hari angin sedang bertiup dari barat laut, ketika aku, kakak iparku dan istrinya dan sekitar puluhan saudara-saudari sedang duduk di rumahku di atas tempat tidur yang hangat. Semuanya memiliki Alkitab di sebelah mereka, dan di tangan mereka, semuanya memegang buku firman Tuhan, Penghakiman Dimulai dari Bait Tuhan. Dua saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa sedang mempersekutukan kebenaran mengenai tiga tahap pekerjaan Tuhan. Kedua saudari itu sedang menggambar tiga tahap pekerjaan itu di kertas sambil mempersekutukan: "Pekerjaan Tuhan demi keselamatan umat manusia dapat dibagi menjadi tiga tahap. Dari Zaman Hukum Taurat ke Zaman Kasih Karunia dan kemudian ke Zaman Kerajaan, setiap tahap pekerjaan lebih tinggi dan lebih mendalam daripada tahap sebelumnya. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir zaman adalah tahap akhir dari pekerjaan, di mana Tuhan mengungkapkan firman untuk menghakimi dan mentahirkan manusia...." Kami menganggukkan kepala sambil mendengarkan, dan hati kami dipenuhi dengan terang: siapa yang akan mengira bahwa rencana pengelolaan Tuhan demi keselamatan umat manusia akan memiliki begitu banyak misteri! Selain Tuhan sendiri, siapa lagi yang mampu mengungkapkan misteri tiga tahap pekerjaan Tuhan ini dengan sangat jelas? Ini sungguh adalah pekerjaan Tuhan! Kami bersekutu sampai malam hari di berikutnya, dan kami semua menyatakan kesediaan untuk mencari dan menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.

Setelah itu, kedua saudari itu mempersekutukan kebenaran tentang makna inkarnasi Tuhan, dan kami semua sedang mendengarkan dengan penuh perhatian ketika, tiba-tiba, pemimpin gereja kami, Wang Ping, muncul. Segera setelah dia memasuki rumah, dia mengacungkan jarinya ke arah dua saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan bertanya kepadaku, "Apa yang sedang mereka berdua lakukan?" Aku berbicara terus terang: "Mereka adalah Saudari Zhang dan Saudari Mu—" Namun bahkan sebelum aku selesai berbicara, dia berkata dengan nada gusar, "Siapa Saudari Zhang dan Saudari Mu? Aku tahu mereka adalah pengkhotbah Kilat dari Timur, mereka adalah pencuri domba…." Setelah Wang Ping selesai berbicara, kami semua duduk di sana dengan terkejut. Aku berpikir dalam hati: "Saudari Wang Ping hampir selalu berbicara tentang mengasihi sesama kami seperti diri sendiri dan tentang mengasihi musuh kami; mengapa hari ini dia datang ke sini mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti itu? Mengapa dia menghakimi dan mengutuk kedua saudari ini?" Aku sedang merenungkan hal ini ketika aku mendengar Saudari Zhang dengan tenang berkata kepada Wang Ping, "Saudari, tidak ada niat tersembunyi dalam diri kami untuk datang ke sini hari ini. Tuhan Yesus telah datang kembali. Kami hanya ingin menyebarkan Injil Tuhan pada akhir zaman kepada-Mu—" Wang Ping menyela Saudari Zhang dan berteriak: "Tuhan telah datang kembali? Bahkan kami yang melayani sebagai pemimpin tidak tahu apa pun tentang kedatangan Tuhan kembali, jadi bagaimana kalian bisa tahu tentang itu? Itu tidak mungkin! Tuhan Yesus berkata: "Semua yang pernah datang sebelum Aku adalah pencuri dan perampok: tetapi domba-domba itu tidak mendengarkan mereka" (Yohanes 10:8). Kalian berdua harus pergi sekarang dan jangan pernah kembali ke sini." Ketika aku mendengar Wang Ping mengatakan ini, aku merasa jijik di hatiku: khotbah-khotbahnya biasa selalu sangat bernalar dan masuk akal; mengapa tiba-tiba dia tidak memiliki belas kasihan? Jadi aku bertanya pada Wang Ping: "Saudari Wang, hari sudah larut malam. Ke mana kau ingin mereka pergi? Tuhan mengajar kita bahwa kita harus mengasihi musuh kita, apa lagi kepada dua saudari yang percaya kepada Tuhan ini. Kalau kita memperlakukan kedua orang ini dengan cara seperti ini, kita akan sama sekali tidak menyerupai orang yang percaya kepada Tuhan—" Namun bahkan sebelum aku dapat menyelesaikan ucapanku, Wang Ping dengan cemas meraih tangan istri kakak iparku dan berkata kepadanya dan suaminya, "Jika Zhao Gang tidak ingin kedua perempuan ini pergi, ayo kita yang pergi. Jangan dengarkan mereka lagi!" Lalu dengan marah dia merenggut tangan mereka dan keluar.

Setelah mereka pergi, Saudari Mu menoleh ke arah kami dan bertanya, "Saudara-saudari, bagaimana perasaan kalian semua tentang keributan yang baru saja kita lihat? Mari kita bahas ini bersama-sama." Saudara-saudari semuanya berpaling ke arahku, tanpa ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Aku berkata terus terang, "Saudari, melalui pembacaan firman Tuhan Yang Mahakuasa selama dua hari terakhir ini, dan dengan mendengarkan persekutuanmu, aku sangat percaya bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Namun, hal-hal yang dikatakan Wang Ping bukanlah tanpa alasan. Bagaimanapun, dia adalah pemimpin kita dan dia telah percaya kepada Tuhan untuk waktu yang lama. Dia fasih dalam Alkitab dan dia selalu menyibukkan diri dan mengorbankan dirinya bagi Tuhan. Jika Tuhan telah datang kembali, dia yang seharusnya menjadi orang pertama yang tahu." Saudari Zhang menjawab dengan ramah, "Orang-orang berpikir[M2] bahwa kedatangan Tuhan kembali pertama-tama harus dinyatakan kepada para pemimpin yang kemudian memberi tahu orang-orang percaya tentang hal itu, tetapi sebenarnya adakah dasar dalam Firman Tuhan untuk pemikiran seperti ini? Apakah itu sesuai dengan kebenaran dan dengan fakta pekerjaan Tuhan? Tuhan Yesus berkata: 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku' (Yohanes 10:27). 'Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja' (Wahyu 2:7). Tuhan Yesus dengan jelas memberi tahu kita bahwa ketika Dia datang, Dia pasti akan mengucapkan firman dan mengungkapkan kebenaran, dan bahwa semua orang yang mendengar suara Tuhan dan kemudian mencari dan menerimanya akan menyambut kedatangan Tuhan kembali dan diangkat di hadapan Tuhan. Apakah Tuhan berkata bahwa Dia akan memberi pencerahan kepada pemimpin mana pun dengan pengetahuan tentang kedatangan-Nya ketika Dia datang kembali? Tidak, dia tidak mengatakan hal yang seperti itu. Oleh karena itu, pandangan yang dimiliki orang-orang ini sama sekali menyesatkan dan mengacaukan orang, dan jika mereka menantikan Tuhan untuk menerangi mereka sesuai dengan pernyataan ini, itu artinya mereka hanya menunggu secara pasif untuk kesudahan datang. Mari kita perhatikan apa yang dikatakan dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: 'Bahkan lebih banyak orang percaya bahwa apa pun pekerjaan Tuhan yang baru, pekerjaan itu harus didukung oleh nubuat-nubuat, dan bahwa dalam setiap tahap pekerjaan seperti itu, mereka semua yang mengikuti-Nya dengan hati yang benar pasti mendapat pewahyuan juga, jika tidak, pekerjaan itu tak mungkin berasal dari Tuhan. Untuk dapat mengenal Tuhan bukan tugas yang mudah bagi manusia. Ditambah dengan hati manusia yang absurd dan sifat pemberontaknya yang merasa diri penting dan puas diri, maka semakin sulitlah bagi manusia untuk menerima pekerjaan Tuhan yang baru. Manusia tidak menyelidiki pekerjaan Tuhan yang baru secara saksama maupun menerimanya dengan kerendahan hati. Sebaliknya, manusia malah menunjukkan sikap menghina, menantikan pewahyuan dan bimbingan Tuhan. Bukankah ini perilaku manusia yang memberontak dan melawan Tuhan? Bagaimana manusia seperti ini bisa mendapat perkenanan Tuhan?' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?"). Dari firman Tuhan kita menyadari bahwa, dalam hal kedatangan Tuhan kembali, jika manusia secara membabi buta berpegang pada pemahaman dan imajinasi mereka sendiri dan tidak mencari kebenaran atau berfokus pada mendengar suara Tuhan, melainkan hanya menantikan Tuhan untuk menerangi mereka, mereka tidak akan pernah bisa menyambut kedatangan Tuhan kembali. Hanya mereka yang dengan saksama mendengar suara Tuhan yang dapat menyambut penampakan Tuhan. Bahkan, tidak seorang pun dari orang-orang yang mengikuti Tuhan Yesus di Zaman Kasih Karunia dicerahkan oleh Tuhan sebelum mengikuti Yesus. Mereka mendengar orang lain memberikan kesaksian tentang Tuhan Yesus, atau mereka mendengar Tuhan berbicara atau menyampaikan khotbah, dan mereka mengikuti-Nya hanya setelah mengenali suara Tuhan. Meskipun Petrus memperoleh pencerahan Tuhan dan mengenali Tuhan Yesus sebagai Kristus, Anak Tuhan, itu hanya terjadi setelah dia mengikuti Tuhan Yesus selama beberapa waktu; hanya setelah dia memiliki pengetahuan tentang Tuhan dari perkataan dan pekerjaan-Nya barulah dia mendapatkan pencerahan dan penerangan dari Roh Kudus—ini adalah fakta. Sekarang pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi mengungkapkan kebenaran, dan melakukan pekerjaan menghakimi, menyucikan dan menyelamatkan umat manusia. Banyak orang menerima dan mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi tidak seorang pun di antara mereka yang memperoleh pencerahan Tuhan sebelum mengikuti-Nya. Tuhan itu adil dan Dia tentu saja tidak memihak siapa pun. Tuhan bersukacita terhadap orang-orang yang hatinya tulus yang haus untuk mencari kebenaran. Seperti yang Tuhan Yesus katakan: "Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran: karena mereka akan dipuaskan" (Matius 5:6). 'Diberkatilah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Tuhan' (Matius 5:8). Tuhan Yang Mahakuasa juga berkata: 'Tuhan menantikan kemunculan orang-orang yang merindukan-Nya. Ia mencari orang-orang yang dapat mendengar firman-Nya, orang-orang yang tidak melupakan amanat-Nya, dan mempersembahkan hati dan tubuh mereka kepada-Nya. Ia mencari orang-orang yang begitu taat seperti orang yang lugu di hadapan-Nya, dan tidak menolak-Nya' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 2: Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia"). Ini memungkinkan kami untuk melihat bahwa, asalkan manusia mengasihi kebenaran dan haus akan kebenaran, terlepas dari apakah dia memiliki jabatan atau tidak, atau sebanyak apa pun dia memahami Alkitab, Tuhan akan menerangi dan membimbingnya, dan Dia akan mengizinkan manusia untuk mendengar suara-Nya dan menyaksikan penampakan-Nya. Jika mereka yang melayani sebagai pemimpin berpikir bahwa Tuhan harus terlebih dahulu mencerahkan mereka ketika Dia datang kembali, ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki pemahaman apa pun tentang pekerjaan Tuhan dan mereka tidak mengetahui watak Tuhan yang benar. Itu juga menyingkapkan bahwa mereka sangat congkak. Dikatakan dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa: 'Oleh karena itu, Aku katakan bahwa orang-orang yang "memahami dengan jelas" Tuhan dan pekerjaan-Nya adalah sia-sia, mereka semua congkak dan bodoh. Manusia seharusnya tidak mendefinisikan pekerjaan Tuhan. Lagi pula, manusia memang tidak dapat mendefinisikan pekerjaan Tuhan. Di mata Tuhan, manusia lebih kecil daripada semut, jadi bagaimana mungkin manusia dapat memahami pekerjaan Tuhan? Mereka yang terus-menerus berkata: "Tuhan tidak bekerja dengan cara ini atau itu" atau "Tuhan seperti ini atau itu"—bukankah mereka semua sombong?' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Kemahakuasaan dan hikmat Tuhan sangat tidak terselami. Manusia hanyalah makhluk ciptaan yang sangat kecil. Otak dan pikiran kita terbatas, jadi bagaimana mungkin kita dapat memahami pekerjaan Sang Pencipta? Jadi, sementara kita menantikan Tuhan untuk datang kembali, kita harus tetap menghormati Tuhan di dalam hati kita dan mencari serta menyelidiki dengan saksama. Kita seharusnya tidak menggunakan pemahaman dan imajinasi kita sendiri untuk membatasi dan menghakimi Tuhan secara sembarangan, karena ini akan menyinggung watak Tuhan, dan itu juga akan merusak kesempatan kita untuk memperoleh keselamatan sejati."

Setelah mendengar firman Tuhan, aku mengerti bahwa kita sangat tidak berarti di hadirat Tuhan, bahkan lebih tidak berarti daripada seekor semut. Selain itu, kita telah dirusak oleh Iblis sampai-sampai kita penuh dengan watak yang rusak yaitu kecongkakan dan kesombongan. Kita selalu suka mengandalkan imajinasi dan pemahaman kita untuk membatasi Tuhan, dan setiap kali pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan pemahaman kita, kita bahkan menyangkal, mengutuk, dan menentang Tuhan. Rupanya, jika manusia tidak memahami kebenaran dan tidak memiliki sedikit penghormatan pun kepada Tuhan di dalam hatinya, dia akan berani melakukan apa pun yang diinginkannya. Itu sangat berbahaya! Ini membuatku teringat bahwa Tuhan Yesus pernah berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan atas langit dan bumi, karena Engkau telah menyembunyikan hal-hal ini dari orang arif dan bijaksana, dan menyatakannya kepada orang lugu. Demikianlah, ya Bapa: sebab itulah yang baik di mata-Mu" (Matius 11:25–26). Baru hari ini aku mengerti bahwa seperti inilah keadaan segala sesuatu yang sebenarnya! Penyingkapan firman Tuhan dan persekutuan Saudari Zhang membuatku mengenali bahwa gagasan di mana "para pemimpin harus menjadi yang pertama dicerahkan pada pengetahuan tentang kedatangan Tuhan ketika Dia datang kembali" adalah keliru dan tidak masuk akal, itu sama sekali tidak sesuai dengan kebenaran, dan sama sekali berasal dari pemahaman dan imajinasi manusia. Kenyataannya, hanya mereka yang haus akan kebenaran dan mencari suara Tuhan yang akan memiliki kesempatan untuk menerima pekerjaan Tuhan dan bimbingan-Nya dan dibawa ke hadapan Tuhan. Ini memberiku pemahaman baru tentang keadilan dan kebenaran Tuhan. Syukur kepada Tuhan!

Pagi-pagi sekali pada hari ketiga, setelah Saudari Zhang dan Saudari Mu telah pergi, Saudara Guan, seorang rekan sekerja dari tingkat atas di gereja kami, datang kepadaku dan bertanya: "Saudara Zhao, aku mendengar kau berdua sekarang percaya kepada Kilat dari Timur?" Aku memberi tahu dia dengan sungguh-sungguh, "Ya, aku telah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, karena melalui firman Tuhan Yang Mahakuasa aku telah memahami banyak kebenaran yang sebelumnya tidak aku mengerti, seperti sebagai misteri tiga tahap pekerjaan-Nya dan makna inkarnasi Tuhan. Aku memahami bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah 'apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja' sebagaimana yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu." Saudara Guan melirikku dan berkata, "Saudara Zhao, apa kau benar-benar akan mengikuti apa yang orang-orang ini percayai? Apa kau tahu orang macam apa mereka?" Aku berkata, "Aku melihat bahwa mereka semua memiliki natur manusia yang sangat baik dan mereka mempersekutukan kebenaran dengan sangat jelas. Segala sesuatu yang mereka diskusikan berkaitan dengan kebenaran pekerjaan Tuhan. Aku benar-benar telah memperoleh banyak selama dua hari terakhir." Saudara Guan berkata kepadaku dengan marah, "Bagaimana kau bisa begitu keras kepala? Ibrani 6:6–8 memberi tahu kita: 'Jika mereka murtad, engkau tidak dapat memperbarui mereka kembali kepada pertobatan; karena mereka menyalibkan Anak Tuhan sekali lagi, dan mempermalukan-Nya. Sebab bumi yang menyerap air hujan yang turun di atasnya, dan menghasilkan tumbuh-tumbuhan bagi mereka yang olehnya itu dikerjakan, menerima berkat dari Tuhan: tetapi barangsiapa yang menghasilkan semak duri dan rumput duri ditolak, dan sudah dekat dengan kutuk; yang kesudahannya adalah dibakar.' Kau adalah seorang pengkhotbah, kau menikmati begitu banyak kasih karunia Tuhan, tetapi kau bukan saja tidak memimpin saudara-saudari untuk percaya kepada Tuhan, melainkan kau memimpin mereka untuk meninggalkan gereja kita. Apa kau tidak takut dihukum? Jika kau tidak berbalik, kau akan kehilangan perlindungan Tuhan, dan kau tidak akan hidup bahagia. Penyakitmu yang sebelumnya akan kambuh, dan kedua anakmu tidak akan memiliki pekerjaan yang baik...."

Setelah saudara Guan pergi, aku merasa sedikit gugup, dan aku berpikir dalam hati: hal-hal yang dia katakan tampaknya cukup beralasan, jadi apa yang harus kulakukan kalau-kalau kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa menyebabkan aku kehilangan kasih karunia Tuhan? Ketika aku merenungkan hal ini, aku merasa hatiku semakin lemah, jadi aku segera berlutut dan berdoa kepada Tuhan: "Tuhan Yang Mahakuasa! Perkataan Saudara Guan telah membuatku merasa agak lemah. Tuhan! Apakah hal-hal yang dikatakannya itu benar atau tidak? Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang ...." Sementara aku berdoa kepada Tuhan, istriku pulang, dan aku memberi tahu dia tentang apa yang baru saja terjadi. Setelah mendengar ini, dia berkata dengan gugup, "Apa benar itu yang dikatakannya?" Aku menganggukkan kepala, dan istriku berkata dengan cemas, "Dia telah menjadi pemimpin besar yang telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan dia fasih dalam Alkitab. Menurutku dia tidak akan mengatakan kebohongan. Jika benar akan menjadi seperti apa yang dia katakan, lalu apa yang harus kita lakukan?" Saat itu juga, tiba-tiba aku teringat tentang kebenaran tiga tahap pekerjaan Tuhan yang telah dipersekutukan Saudari Zhang dan Saudari Mu: pekerjaan Tuhan untuk keselamatan umat manusia dibagi menjadi tiga tahap, tetapi ketiga tahap pekerjaan itu dilakukan oleh satu Tuhan. Ketika aku merenungkan hal ini, tiba-tiba menjadi jelas bagiku, dan tercetus dari mulutku kepada istriku, "Apa yang Saudara Guan katakan sepertinya tidak benar. Dia mengatakan bahwa dengan menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman artinya kita sedang meninggalkan jalan Tuhan dan mengkhianati Tuhan Yesus, tetapi firman Tuhan Yang Mahakuasa yang telah kita baca beberapa hari terakhir ini adalah benar-benar suara Tuhan dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Dengan mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, kita sebenarnya sedang mengikuti jejak langkah Anak Domba. Kitalah gadis bijaksana itu. Untuk apa Tuhan menghukum kita? ..." Kami sedang mempersekutukan tentang hal ini ketika Saudari Zhang dan Saudari Mu masuk ...

Istriku memberi tahu saudari-saudari apa yang dikatakan Saudara Guan ketika dia datang ke rumah kami, dan Saudari Zhang bertanya kepadaku bagaimana perasaanku tentang semua ini. Jadi aku memberi tahu saudari-saudari itu tentang kelemahan yang kurasakan dan tentang pemahaman yang baru saja aku peroleh. Saudari Zhang tersenyum, berkata, "Syukur kepada Tuhan! Ini adalah pemahaman yang murni, dan ini adalah pencerahan dan bimbingan Tuhan!" Istriku bertanya, kebingungan, "Karena kami tidak tersesat, mengapa Saudara Guan mengatakan hal-hal itu? Dia adalah pemimpin besar yang telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun!" Aku memandangi istriku dan berkata: "Dia hanya ingin kita kembali ke gereja kita yang lama!" Saudari Zhang tersenyum dan berkata, "Saat ini, yang bisa lihat penampilan luar mereka, tetapi kita belum menyelidiki hakikat dari natur mereka! Tuhan Yesus pernah berkata: 'Tetapi celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana' (Matius 23:13). 'Celakalah engkau ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik! Karena engkau seperti kuburan yang dicat putih, yang di luarnya memang kelihatan bagus, tetapi di dalamnya penuh tulang orang mati dan semua kenajisan' (Matius 23:27). Dilihat dari penampilan luar mereka, orang Farisi sangat setia dalam pelayanan mereka kepada Tuhan. Dalam pikiran orang, orang Farisi adalah hamba yang taat kepada Tuhan, dan mereka adalah pemimpin agama yang paling dapat dipercaya. Namun, ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, natur orang Farisi yang menentang Tuhan disingkapkan. Orang Farisi inilah yang dengan gila-gilaan menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yesus. Mereka mengarang segala macam kabar bohong dan memberikan kesaksian palsu untuk menipu rakyat jelata. Mereka berkata bahwa Tuhan Yesus telah mengusir setan melalui Beelzebul, penghulu setan. Dan begitu Tuhan Yesus dibangkitkan tiga hari setelah dipakukan di atas kayu salib, mereka menyuap para tentara untuk menyebarkan kabar bohong tentang tubuh Tuhan Yesus yang dicuri oleh para murid-Nya, di antara hal-hal bohong lainnya. Orang Farisi mengarang segala macam kebohongan dan menggunakan semua tipu daya yang mereka miliki untuk menghalangi orang mencari dan menyelidiki jalan yang benar. Tujuan mereka adalah melarang pekerjaan Tuhan sehingga mereka dapat selamanya berkuasa atas umat pilihan Tuhan. Meskipun mereka tampak saleh di luar, pada dasarnya mereka adalah antikristus yang membenci kebenaran dan yang berdiri sebagai musuh Tuhan. Tuhan Yesus berkata ketika Dia membongkar dan mengutuk mereka: 'Hai engkau ular-ular, keturunan ular beludak, bagaimana engkau bisa luput dari kutukan neraka?' (Matius 23:33). Jadi sekarang, mari kita renungkan: apakah para pemimpin agama saat ini berbeda dari orang Farisi?" Saudari-saudari itu kemudian memintaku untuk membaca satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar mengutip Alkitab setiap hari, tetapi tidak satu pun yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tidak ada seorang pun yang dapat selaras dengan hati Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri, ingin mengajar Tuhan. Walaupun mereka mengelu-elukan nama Tuhan, mereka dengan sengaja menentang-Nya. Walaupun mereka menyebut diri mereka orang yang percaya kepada Tuhan, merekalah orang-orang yang makan daging manusia dan minum darah manusia. Semua manusia seperti ini adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja mengganggu orang-orang yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi jalan orang-orang yang mencari Tuhan. Meskipun mereka memiliki 'raga yang kuat', bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah antikristus yang memimpin manusia menentang Tuhan? Bagaimana mereka bisa tahu bahwa merekalah setan-setan hidup yang mencari jiwa-jiwa untuk ditelan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"). Saudari-saudari itu mempersekutukan dengan rinci menurut firman Tuhan ini, membedah semua tindakan para pemimpin agama beserta hakikat natur mereka, sampai akhirnya aku menyadari bahwa mereka terus-menerus mengganggu dan menghalangi kami untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan bahkan mengancam dan mengintimidasi kami, bukan agar dapat melindungi kami, tetapi agar mereka dapat berkuasa atas umat pilihan Tuhan, sehingga kami memuja dan mengabadikan mereka seolah-olah mereka adalah Tuhan. Jadi sebenarnya, mereka sama seperti orang Farisi. Mereka semua adalah antikristus yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan. Tuhan telah datang untuk menyelamatkan kami, tetapi mereka memikirkan setiap cara yang mungkin untuk menghentikan kami dari menerima pekerjaan Tuhan dan untuk menghentikan kami dari membaca firman Tuhan. Bukankah dengan melakukan ini artinya mereka sedang menarik kami ke dalam neraka? Mereka benar-benar sangat jahat! Kalau bukan karena firman Tuhan Yang Mahakuasa yang menyingkapkan hakikat tentang bagaimana orang-orang ini menentang dan melawan Tuhan untuk merebut manusia, maka aku hampir dipastikan akan jatuh oleh tipu daya mereka, menghancurkan kesempatanku untuk memperoleh keselamatan sejati. Saat itu juga, istriku berkata dengan keheranan, "Ternyata mereka ada di sini untuk membahayakan kami! Orang-orang ini benar-benar tidak akan berhenti sampai mereka menyeret kami ke neraka! Aku tidak akan percaya lagi dengan apa yang mereka katakan."

Saudari Mu kemudian membacakan kepada kami bagian firman Tuhan lainnya: "Dalam setiap tahap pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri orang, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara orang-orang, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia, atau muncul dari campur tangan manusia. Namun, di balik layar, setiap tahap pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan orang-orang harus berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: Di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap tahap yang Tuhan lakukan di dalam dirimu, terdapat pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada pertempuran" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Kemudian Saudari Zhang mulai mempersekutukan: "Melalui perkataan Tuhan kita dapat memahami bahwa, apa pun yang terjadi pada kita, meskipun dari luar tampaknya itu dilakukan oleh manusia, sebenarnya Iblislah yang membuat taruhan dengan Tuhan di belakang layar. Sama seperti ketika Ayub dicobai oleh Iblis. Istrinya memintanya untuk meninggalkan Yahweh, tetapi Ayub dapat melihat melampaui tipu muslihat Iblis. Dia mengandalkan kepercayaannya kepada Tuhan dan menjadi kesaksian bagi Tuhan, dan Ayub menegur istrinya karena menjadi perempuan yang bodoh dan keras kepala. Pengalaman Ayub mengajarkan kepada kita bahwa, bagi semua orang yang Tuhan ingin selamatkan, Iblis akan selalu dengan gila-gilaan menggodai dan mengganggu mereka dan mengeluarkan semua tipu muslihat yang ada untuk menyerang mereka sehingga mereka meninggalkan dan mengkhianati Tuhan, dan akhirnya kehilangan kesempatan mereka untuk memperoleh keselamatan sejati. Karena Iblis ingin mengendalikan dan menelan manusia selamanya, dia benar-benar tidak ingin manusia memperoleh keselamatan Tuhan." Saudari Mu juga mempersekutukan: "Benar. Berkali-kali, Iblis menggunakan para pemimpin untuk menyerang dan mengintimidasi kita, dengan tujuan membuat kita menyangkal, mengkhianati Tuhan dan meninggalkan jalan yang benar. Ini adalah tipu muslihat Iblis. Kita harus mampu dengan jelas melihat peperangan yang sedang terjadi di dunia roh ini." Setelah mendengarkan persekutuan dari dua saudari ini, aku merenungkannya sejenak, dan kemudian berkata, "Jadi Iblis sedang membuat taruhan dengan Tuhan, dan melalui hal-hal yang para pemimpin katakan itulah Iblis menyerang kita di titik kelemahan kita, dan dia ingin kita meninggalkan jalan yang benar dan meninggalkan Tuhan karena sikap pengecut kita! Iblis benar-benar curang!" Kemudian istriku juga berkata, "Iblis sangat menjijikkan! Kalau kami tidak mendengarkan firman Tuhan dan persekutuanmu, lalu bagaimana kami bisa tahu bahwa ini adalah salah satu rencana Iblis?" Aku berkata dengan gembira, "Sekarang kami mengerti hal-hal ini, kami perlu mengandalkan Tuhan untuk menerobos pengepungan Iblis yang kuat, menjadi kesaksian bagi Tuhan, dan mempermalukan Iblis dengan tindakan nyata kita!" Saudari Zhang kemudian berkata dengan gembira, "Saudara, saudari, mulai sekarang mari kita lebih sering berkumpul bersama untuk mempersekutukan firman Tuhan. Hanya dengan cara inilah kita dapat memperlengkapi diri kita dengan lebih banyak kebenaran sehingga suatu hari kita dapat dengan segera yakin tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan meletakkan dasar di atas jalan yang benar, baru kemudian kita tidak akan tertipu lagi oleh semua kabar bohong dan kebohongan Iblis." Aku berkata, "Bagus sekali! Akan lebih bagus jika kau bisa lebih sering datang bersekutu dengan kami." Saudari Mu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, itulah yang akan kita lakukan."

Beberapa hari kemudian, pagi-pagi sekali, aku turun dari tempat tidur lalu menatap ke jendela dan melihat di luar ada tumpukan besar salju, dan aku secara tidak sadar mulai menggosok-gosokkan tanganku untuk menghangatkan diri. Kemudian, aku mengenakan topi wol dan sarung tangan katun dan pergi ke halaman untuk menyapu salju itu. Ketika aku telah selesai menyapu, aku kembali ke dalam rumah dan membuka bagian atas kompor untuk menyalakan api sementara istriku sedang membereskan rumah. Pada saat ini kakak laki-laki istriku dan istrinya masuk, dan segera setelah adik iparku itu masuk, dia berkata dengan nada cemas, "Pemimpin Wang dan Saudara Guan telah datang ke sini dan berbicara sangat banyak kepada kalian, mengapa kalian tidak mendengarkan mereka? Mereka secara khusus meminta kami datang ke sini hari ini untuk berusaha membujuk kalian sekali lagi. Jangan percaya pada Kilat dari Timur lagi. Para pemimpin kitalah yang bertanggung jawab atas hidup kita!" Setelah mendengarnya mengatakan ini, aku berkata dengan tegas, "Jika mereka benar-benar bertanggung jawab atas hidup kami, mereka seharusnya memimpin kami untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan menyambut kedatangan Tuhan kembali!" Istriku kemudian berkata terus terang, "Mereka tidak melakukan ini demi kami. Mereka takut kalau kami semua percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, maka tidak seorang pun yang tersisa untuk mendengarkan mereka." Adik iparku menjadi agak kesal setelah mendengar ini dan berkata, "Bagaimana kalian berdua bisa mengatakan hal-hal seperti itu? Mereka tidak meminta kalian untuk melakukan hal lain. Bukankah mereka hanya ingin kalian kembali ke gereja? Dengarkanlah aku. Apa kalian pikir aku bermaksud mencelakakan kalian padahal kedua keluarga kita sangat dekat?" Kakak laki-laki isteriku melanjutkan, "Ingatlah tentang bagaimana aku telah memperlakukan kalian selama bertahun-tahun. Apa kau tahu berapa banyak yang telah kami lakukan untuk kalian? Apa kalian benar-benar tega memisahkan diri dari kami? Apa kalian tidak merasa bersalah?" Setelah mendengar mereka berdua mengatakan hal-hal ini, aku merasa sangat sedih, dan aku berpikir dalam hati: "Mereka benar-benar telah banyak membantu kami, dan sekarang mereka melihat bahwa kami sedang bersikeras mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Tentu saja, mereka merasa sangat terluka, tetapi apa yang bisa dilakukan? Mereka mungkin akan memintaku untuk meninggalkan jalan yang benar dan mengkhianati Tuhan, tetapi aku tidak mungkin melakukan itu, karena aku tahu bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Namun jika aku bersikeras untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, lalu apa yang akan mereka pikirkan tentang diriku? Akankah mereka berkata bahwa aku tidak tahu berterima kasih?" Aku merasa sedih saat itu, seakan hatiku sedang ditarik ke dua arah yang berbeda. Aku berdoa kepada Tuhan dalam hati, memohon kepada Dia untuk memberiku jalan keluar. Tiba-tiba, aku teringat firman Tuhan ini: "Segala sesuatu yang terjadi kepada orang-orang terlaksana saat Tuhan mengharuskan mereka untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Dia" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Kemudian aku teringat kembali pada firman yang Saudari Zhang dan Saudari Mu telah persekutukan denganku beberapa hari sebelumnya: segala sesuatu yang terjadi padamu berhubungan dengan peperangan yang sedang terjadi di dunia roh, dan Iblislah yang sedang membuat taruhan dengan Tuhan. Aku berpikir, "Hari ini kakak laki-laki istriku dan adik iparku mencoba menggunakan hubungan keluarga kami untuk mendesak kami mengkhianati Tuhan dan kembali pada agama, tetapi ini adalah salah satu tipu muslihat Iblis. Kalau aku mengkhianati Tuhan untuk melindungi perasaanku sendiri, maka aku akan benar-benar tidak tahu berterima kasih dan akan menunjukkan bahwa aku tidak memiliki hati nurani. Jika aku tidak ingin mengecewakan kakak iparku, aku harus membagikan kepada mereka Injil Tuhan pada akhir zaman sehingga mereka juga akan memiliki kesempatan untuk memperoleh keselamatan Tuhan. Inilah satu-satunya cara untuk menunjukkan belas kasih yang harus kumiliki." Sementara aku merenungkan hal ini, hatiku tiba-tiba dipenuhi dengan terang, dan aku berkata: "Kakak, adik ipar, aku tahu bahwa kalian berdua telah bersikap baik kepadaku, dan karena inilah aku perlu memberi tahu kalian bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Hanya dengan mengikuti pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman barulah kita dapat memperolah keselamatan Tuhan! Kalau tidak, kepercayaan kita kepada Tuhan selama bertahun-tahun akan sia-sia, dan kita tidak akan mendapatkan apa-apa! Sini, izinkan aku membacakan kepada kalian satu bagian firman Tuhan, dan setelah mendengarnya kalian akan tahu apakah firman ini benar atau tidak, dan apakah firman itu adalah ucapan Tuhan atau bukan." Aku mengambil buku firman Tuhan dan baru saja akan mulai membacanya ketika adik iparku langsung berdiri dan berkata dengan sedih, "Hari ini kami datang ke sini untuk mencoba membujukmu, tetapi bukannya mengubah pikiranmu, kau malah mencoba menyebarkan Injil ini kepada kami, tetapi kami tidak akan mendengarkanmu." Setelah mengatakan ini, dia menarik tangan suaminya dan keluar dengan marah.

Aku mengikuti mereka keluar ke halaman sampai ke pintu gerbang, tetapi aku melihat bahwa mereka telah berada cukup jauh. Merasa tak berdaya, aku berdiri di sana sambil menggelengkan kepala. Pada saat itulah aku melihat bahwa cuaca telah menjadi cerah, dan cahaya hangat menyinari pohon pinus di luar halaman. Salju yang menumpuk di pohon pinus itu mulai mencair, seakan-akan pada saat itu pohon itu baru saja mengalami baptisan. Berlawanan dengan tanah yang tertutup salju, pohon yang tegak lurus dan tinggi itu tampak segar dan hijau. Aku merasa sangat bahagia, seakan-akan, seperti pohon pinus itu, aku juga telah mengalami baptisan angin dan salju, dan telah bertumbuh dari pemeliharaan sinar matahari. Aku tahu bahwa firman Tuhanlah yang telah menuntunku untuk menerobos pengepungan yang kuat ini dan menjadi kesaksian bagi-Nya. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tawanan Keluargaku Sendiri

Oleh Saudari Jing Xun, Thailand Aku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman tahun 2019. Dengan membaca firman Tuhan, kulihat Tuhan Yang...